MAKALAH DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA
“PEMANASAN GLOBAL”
OLEH:
HAFIS
DANI WICAKSONO
24114674
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat pertolongannya
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemansan Global”. Tak lupa saya
berterimakasih kepada dosen pembimbing saya, yang telah membantu.
Depok,
8 Juni 2015
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................
i
DAFTAR
ISI.....................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................. 2
1.1
Latar Belakang Masalah......................................................... 2
1.2
Rumusan Masalah.................................................................. 2
1.3
Tujuan Penulisan.................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………… 3
2.1 Pemanasan Global…………………………………………. 4
2.2
Penyebab Pemanasan Global………………………………. 5
2.3
Dampak Terhadap Lingkungan…………………………….. 4
2.4
Dampak Terhadap Sosial dan Budaya……………………… 6
2.5
Pengendalian Pemanasan Global……………………………. 7
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN……………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 9
BAB
I
1.1
Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
Pada topic dari makalah ini, saya akan menjelaskan dampak pemanasan global
secara mendasar, yaitu:
a.
Apa yang dimaksud dengan pemanasan global?
b.
Penyebab dari pemanasan global?
c.
Dampak dari pemanasan global?
d.
Pengendalian pemanasan global?
1.3 Tujuan
Tujuan saya membuat makalah ini untuk menambah wawasan tentang pemanasan
global dan memenuhi tugas bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya
suhu rata-rata atmosfir, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada
permukaan bumi telah meningkat 0,74 + 0,180C (1,33 +
0,320F) selama ratusan terakhir. Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) menyimpulkan bahwa “Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata
global sejak pertengahan abad ke 20. Kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui
efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30
badan ilmiah dan akademik termasuk semua akademik sains nasional dari
negara-negara G8. Akan tetapi masih terbanyak beberapa ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Model iklim
yang dijadikan acuan oleh Proyek IPCC meunjukan suhu permukaan global akan
meningkat 1,1 hingga 6,40C (2,0 – 11,50F) antara tahun
2020 dan 2140.
Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh
penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada
masa mendatang. Serta model-model sensitifitas iklim yang berbeda. Walaupun
sebagaian besar penelitian terfokus pada periode sehingga tahun 2000. Pemanasan
dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari
1000 tahun. Walaupun tingkat emisi gas rumah kaca tidak stabil ini mencerminkan
besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkitakan akan
menyebabkan perubahan-perubahan lain, seperti naiknya permukaan air laut,
meningkatnya intensitas cuaca yang ekstrim serta perubahan jumlah dan pola
presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang laina adalah terpengaruhnya
hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.
Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal
dari matahari, sebagaian besar berbentuk radiasi gelombang pendek. Ketika
energi ini tiba di permukaan bumi, ia akan berubah dari cahaya menjadi panas.
Permukaan bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali. Sisanya
sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah, gelombang panjang ke
angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfir akibat
menumpuknya gas-gas rumah kaca, antara lain: uap air, karbondioksida,
sulfurdioksida, dan metana yang menajadi perangkap gelombang radiasi ini. Jika
keadaan ini terjadi terus menerus akan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan
terus meningkat.
Dengan semakin meningkatkany akonsentrasi gas-gas
ini di atmosfir, semakian banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Bumi
sebenarnya telah lebih panas 330C (590F) dari suhu
semulanya. Jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -180C
hingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi sebaiknya, apabila
gas-gas tersebut berlebihan di atmosfir, akan mengakibatkan pemanasan global.
Umpan Balik
Umpan balik dihasilkannya pada saat penguapan air.
Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca, seperti CO2.
Pemanasan pada walnya akan menyebabkan lebih banyaknya uap air yang menguap ke
atmosfir. Karena uapm air sendiri merupakan gas rumah kaca. Pemanasan akan
terus berlanjut dan menambah jumlah air di udara sampai tercapainya siuatu
kesetimbangan konsentrasi uap air. Umpan balik meningkatkan kandungan air di
udara namunkelembaban relatif di udara hampir konstan atau agak menurun, karena
udara menjadi menghangat. Umpan bhalik hanya berdampak secara perlahan dari
bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga
akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya jika dilihat dari atas awan
tersebut akan memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa,
sehingga meningkatkan efek pendingin.
Variasi Matahari
Variasi yang dihasilkan dari matahari dengan
kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan. Variasi matahari akan
memanaskan stratosfer. Fenomena variasi matahari dikombinasikan dengan
aktivitas gunung berapi, mungkintelah memberikan efek pemanasan di masa pra
industri hingga tahun 1950.
Menurut perkiraan Duke University bahwa matahari
mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata selama
periode 1900-2000 dan sebar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.
Menurut beberapa peneliti, bahwa variasi matahari
hanya membawa pengaruh kecil terhadap pemanasan global, yaitu sekitar 0,07%.
Iklim Mulai Tidak Stabil
Selama pemanasan global, daerah bagian utama dari
belahan bumi utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lain. Akibatnya
gunung-gunung es akan mencair Musim tnam akan lebih panjang di beberapa area.
Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cendrung meningkat. Daerah hangat
akan menjadi lembab karena lebih banayak air yang menguap dari lautan.
Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan cuaca hujan. Badai akan menjadi lebih
sering, air akan lebih cepat menguap dari tanah yang akan dapat mengakibatkan
beberapa daerah menjadi kering. Selain itu juga, angin akan bertiup kencang dan
cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Peningkatan Permukan Laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan laut
juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikan permukaan
laut. Tinggi permukaan laut diseluruh dunia telah meningkat 10-25cm (9-10
inchi) selama abad ke 20 dan ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut
9-88cm (4-35inchi) pada abad ke 21. Perubahan tinggi laut akan sangat
mempengaruhi kehidupan di daerah pantai dan dapat menenggewlamkan beberapa
negara.
Suhu Global Cendrung Meningkat
Bagian selatan kanada, sebagai contoh mungkin akan
mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa
tanam. Dilain pihak, lahan pertanian ropis semi kering di beberapa bagian
Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air
irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan
salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair
sebelum puncak musim bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Gangguan Ekologi
Hewan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit
menghidari dari efek pemanasan ini, karena sebagaian besar lahan telah dikuasai
oleh manusia. Dalam pemanasan global, henwan cenderung untuk bermigrasi ke arah
kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya,
mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi,
pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang
bermigrasi ke utara atau ke selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau
lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu
secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
2.4. Dampak Sosial dan Budaya
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan
munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas dan nkematian.
Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul
kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrim dan peningkatan
permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan
penyakit yang dengan bencana alam (banjir, badai, dan kebakaran) dan kematian
akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan
penduduk ke tempat-tempat pengungsian, dimana sering muncul penyakit diare,
malnutrisi, difisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit dan
lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada
penyebaran penyakit melalui air. Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah
karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk berkembangbiak. Dengan adanya
perubahan iklim ini, maka munculah spesies vektor penyakit (eq. Aedes Agipty).
Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang
targetnya adalah organisme tersebut.
Selain itu bisa diprediksi bahwa ada beberapa
spesies yang akan punah karena perubahan ekosistem. Gradasi lingkungan yang
disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada
waterborne diseases dan vektor-vektor diseases. Ditambah pula dengan polusi
udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol, akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan, seperti asma, alergi,
coccidiodomicosys, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
2.5. Pengendalian Pemanasan Global
Pengendalian dilakukan dengan cara mengatasi efek
yang dilakukan sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin
berubahnya iklim pada masa depan. Kerusakan yang pernah dapat diatasi dengan
berbagai cara, misalnya:
a.
Mengurangi pemaikaian karbon
b.
Memasang dinding pada laut, agar tidak pasang
c.
Membuat tempat pembuangan limbah pabrik
BAB
III
Kesimpulan
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata
atmosfir, laut dan daratan bumi. Penyebab terbesar pemanasan global adalah efek
gas-gas rumah kaca akibat aktifitas manusia melalui efek rumah kaca. Pemanasan
global sangat berdampak negatif bagi alam semesta ini, seperti naiknya
permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,
perubahan jumlah dan pola presipitasi, berpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis hewan dan munculnya berbagai
penyakit.
Pemanasan global hanya dapat dikendalikan dengan
cara mengatasi efek yang ditimbulkan sambil melakukan langkah-langkah
pencegahan, diantaranya: menghilangkan karbondioksida di atmosfir dengan cara
menanam dan memelihara pepohonan lebih banyak lagi dan mengurangi produksi gas
rumah kaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
Tidak ada komentar:
Posting Komentar